Sabtu, 09 April 2016

Jenis-jenis Lele Budidaya yang Ada di Indonesia

Ikan lele merupakan salah satu komoditas perikanan budidaya air tawar yang sangat populer di masyarakat. Berbagai jenis/strain lele dibudidayakan mulai dari lele lokal hingga lele hasil introduksi dari luar negeri dan lele hasil pemuliaan dihasilkan guna mendukung kebutuhan budidaya lele yang sesuai dengan harapan pembudidaya. Berikut berbagai jenis lele budidaya yang ada di Indonesia:
1.      Lele DUMBO: diintroduksi oleh PT Cipta Mina Sentosa di Jakarta pada tahun 1985 melalui Taiwan. Budidayanya dengan cepat segera berkembang luas, tetapi dikarenakan kurangtepatnya manajemen induk, maka mutu genetisnya telah mengalami penurunan, ditandai dengan penurunan laju pertumbuhannya serta ketidakberaturan morfologisnya (cacat). Karena mutu genetisnya telah menurun serta tidak jelasnya silsilah dan status ikan lele DUMBO yang saat ini berada di masyarakat, maka budidaya strain ikan lele tersebut mulai kurang diminati.
2.      Lele PAITON: diintroduksi melalui Thailand pada tahun 1998 oleh Charoen Pokphand Group dan ditempatkan di hatchery PT Surya Windu Pertiwi di daerah Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Perkembangan budidayanya cukup pesat di daerah Jawa Timur. Pengembangan selanjutnya dilakukan oleh Model Pembenihan Ikan Lele (MPIL) yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur di Mojokerto.
3.      Lele CP atau lele SUPER 99: sama dengan ikan lele PAITON, diintroduksi melalui Thailand pada tahun 1998 oleh Charoen Pokphand Group dan ditempatkan di hatchery PT Central Pangan Pertiwi di daerah Pabuaran, Subang, Jawa Barat. Pengembangan budidayanya dikerjasamakan dengan Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (BALITKANWAR) Sukamandi. Strain ikan lele ini pernah populer di kalangan pembudidaya  ikan  lele  di  Jawa  Barat.  Diproduksi  hingga  sekitar  tahun  2005, kemudian terhenti. Stok induk yang tersisa berada di salah satu pembudidaya ikan lele di daerah Karawang, Jawa Barat. Saat ini mulai digunakan untuk kegiatan produksi kembali di Pabuaran oleh PT Central Pangan Bahari.
4.      Lele MASAMO: diintroduksi melalui Thailand pada tahun 2010 oleh PT Matahari Sakti ke  Mojokerto,  JawTimur. MASAMO merupakan singkatan dari  “Matahari Sakti Mojokerto. Budidaya strain ikan lele ini berkembang pesat di daerah Jawa Timur serta mulai berkembang ke daerah-daerah lain, seperti Tabanan (Bali), Jawa Tengah, Yogyakarta dan daerah-daerah yang lain. Pesatnya perkembangan tersebut dikarenakan para pembudidaya mengakui keunggulan tingginya laju pertumbuhannya. Saat ini strain ikan lele MASAMO telah mencapai generasi kedua (F2).
5.      Lele  MESIRdiintroduksdari  Mesir  pada  tahun  2007  oleDinas  Perikanan  dan Kelautan Provinsi Jawa Barat. Tetapi, upaya pengembangan strain ikan lele ini masih kurang dan stok calon-calon induk yang ada kurang mendapat perhatian, sehingga selanjutnya upaya penelitian dan pengembangannya (domestikasi) dilakukan oleh Balai  Penelitian  Pemuliaan  Ikan  (BPPISukamandi  dan  Balai  Besar  Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi. Saat ini ikan lele tersebut telah mencapai generasi kedua (F2).
6.      Lele KENYA: diintroduksi dari Kenya pada tahun 2011 oleh BBPBAT Sukabumi melalui program pertukaran dengan ikan lele SANGKURIANG. Hingga saat ini strain ikan lele ini masih dalam upaya domestikasi dan upaya ke arah pemuliaan.
7.      Lele BELANDA: diintroduksi dari Belanda pada tahun 1985 ke Malang, Jawa Timur melalui kerjasama antara Agricultural University of Wageningen dengan Universitas Brawijaya. Tetapi, setelah berakhirnya kerjasama tersebut kurang mendapat perhatian. Saat ini stok induk yang tersisa berada di Unit Pengelola Budidaya Air Tawar (UPBAT) Kepanjen, Malang, Jawa Timur yang merupakan UPT Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, sebagian kecil juga ada di pembudidaya ikan lele ddaerah Kediri,  JawTimuserta di daerah Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. Namun demikian, terdapat kemungkinan stok-stok tersebut telah tercampur dengan strain-strain ikan lele Afrika yang lain, terutama dengan ikan lele DUMBO dan PAITON. Selain itu, strain ikan lele Belanda juga pernah diintroduksi dari hatchery perusahaan milik Belanda di Kenya oleh BBPBAT Sukabumi pada tahun 2011. Saat ini strain  ikan  lele  tersebut  masih  dalam  tahap  domestikasi  dan  upaya  ke  arah pemuliaan.
8.      Lele  SANGKURIANG:  merupakahasil  persilangan  balik  (backcrossbred)  antara jantan ikan lele DUMBO generasi keenam (F6) dengan betina generasi kedua (F2) yang selanjutnya jantan hasil silang balik tersebut kembali disilangbalikkan dengan betina F2 sehingga dihasilkan strain ikan lele SANGKURIANG yang dirilis oleh BBPBAT Sukabumi pada tahun 2004  berdasarkan  Surat Keputusan Menteri Kelautan  dan Perikanan Nomor KEP.26/MEN/2004. Secara umum, ikan lele SANGKURIANG lebih unggul daripada stok-stok ikan lele DUMBO yang ada di masyarakat pembudidaya. Saat ini ikan lele SANGKURIANG yang disebarkan merupakan generasi keempat (F4).
9.      Lele PHYTON: merupakan hasil persilangan (crossbred) antara betina ikan lele CP dengan jantan ikan lele DUMBO yang dilakukan oleh kelompok pembudidaya ikan lele di Pandeglang, Banten di bawah koordinasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang.
10.  Lele SANGKURIANG 2: merupakan benih sebar hasil persilangan antara betina ikan lele SANGKURIANG dengan jantan ikan lele CP yang dihasilkan oleh BBPBAT Sukabumi,   telah   dirilis   berdasarkan   Surat   Keputusan   Menteri   Kelautan   dan Perikanan Nomor 28/KEPMEN-KP/2013.
11.  Lele MANDALIKA: merupakan benih sebar hasil persilangan antara betina ikan lele SANGKURIANG dengan jantan ikan lele MASAMO yang dihasilkan oleh Balai Benih Ikan (BBI) Batu Kumbung, Nusa Tenggara Barat, telah dirilis berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 42/KEPMEN-KP/2014.
12.  Lele SUKHOI: serupa dengan ikan lele MANDALIKA, merupakan hasil persilangan antara betina ikan lele SANGKURIANG dengan jantan ikan lele MASAMO yang dihasilkan   ole Balai   Layanan   Usah Produks Perikanan   Budidaya   (BLUPPB) Karawang.
13.  Lele MASAMO Generasi Kedua dan lele BURMA: merupakan hasil pemuliaan strain ikan lele MASAMO hasil introduksi dari Thailand (generasi pertama) melalui persilangan dengan strain-strain ikan lele yang lain.
14.  Lele MUTIARA atau singkatan dari Mutu Tinggi Tiada Tara. ikan lele Mutiara dibentuk dari beberapa strain ikan lele, yakni strain Mesir, Paiton, Sangkuriang, dan lokal Sukamandi, untuk meng­gabungkan keunggulan masing-masing strain tersebut. Sumber

1 komentar:

  1. pakan larva pengganti cacing sutra dengan protein sampai dengan 72% mampu mempercapat pertumbuhan larva lele sampai dengan 20% lebih cepat dari cacing sutra.. campuran 60% casut,udang20% cumi 10% dan kutu air 10% pakan ini bernama layak jelly worms berat 1kg harga sangat terjangkau silahkan hub.087771740467/prawira produsen jell worms cek produk : www.layakmakananobatlarva.simplesite.com

    BalasHapus