Selasa, 14 Oktober 2014

[RAHASIA] PEMBENIHAN BELUT

Sulitnya pasar memenuhi permintaan belut konsumsi disebabkan karena sangat sedikit sekali yang membudidayakan belut. Selama ini stok pasar hanya bergantung pada hasil tangkapan alam saja. Akibatnya ketersediaan ikan yang kaya protein dan nutrisi ini sangat terbatas. Bahkan dalam skala nasional, pemenuhan belut konsumsi dibawah 5% dari permintaan pasar. Hal ini tentu memicu para petani untuk menghasilkan benih belut secara mandiri sehingga ketersediaan belut dapat ditopang dengan munculnya belut-belut hasil budidaya. Tahap pertama dalam budidaya belut adalah pembenihan. Pembenihan belut tidak memerlukan lahan yang luas, cukup dilahan sempit seperti di pekarangan atau di halaman belakang rumah dengan menggunakan media drum plastik, tedmon bekas atau jika memungkinkan menggunakan kolam beton. Berikut ini adalah tahap-tahap yang dilakukan dalam usaha menghasilkan benih/anakan belut.

1.  Persiapan dan Pemeliharaan Induk Belut
Belut yang baru didapat/dibeli sebaiknya dicek terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam wadah pemeliharaan. Pisahkan belut yang terluka, memar, atau belut yang sakit. Salah satu ciri belut yang sakit adalah belut terlihat lemas, pergerakannya tidak lincah seperti belut kebanyakan. Sebelum memulai pembenihan, induk belut dipelihara secara bersamaan dalam satu wadah. Tujuannya adalah agar induk belut mencapai matang gonad dan dikawinkan secara bersamaan sehingga diharapkan benih yang didapatkan akan lebih seragam. Pemeliharaan indukan dapat dipelihara dengan menggunakan media drum plastik, tedmon bekas, atau kolam beton. Belut dipelihara dalam wadah tersebut dengan air tawar tanpa media lumpur. Karena belut merupakan hewan nokturnal maka media pemeliharaan perlu diberi pelepah pisang sebagai tempat perlindungan dari sinar matahari. Selama masa pemeliharaan belut diberi pakan pellet sekali sehari yaitu pada sore menjelang malam hari. Selain itu, pakan juga dapat berupa potongan keong mas ataupun ikan-ikan kecil. Selama masa pemeliharaan, air harus diganti secara rutin pada pagi hari sampai proses pematangan gonad induk selesai atau sampai induk belut siap untuk dipindahkan ke wadah pemijahan.

2.  Pembuatan Media Pembenihan
Media pembenihan dibuat beriringan dengan masa pemeliharaan induk belut. Hal ini disebabkan pembuatan media pembenihan memerlukan waktu yang cukup lama. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat media pembenihan adalah sebagai berikut;
·      Jerami
·      Pupuk kandang
·      Pelepah pisang
·      Lumpur
·      Dekomposer/EM4
Semua bahan tersebut disusun dan kemudian difermentasikan sampai kemudian siap digunakan sebagai tempat induk memijah. Adapun caranya adalah semua bahan tersebut dimasukkan kedalam wadah dengan susunan sebagai berikut:
·      Pada lapisan paling bawah isi dengan jerami kira-kira setinggi 10-15  cm
·      Masukkan pupuk kandang diatasnya setinggi 10-15 cm
·      Berikutnya pelepah pisang setinggi 10 cm
·      Masukkan larutan EM4/biodekomposer
·      Tutup rapat dan biarkan selama satu bulan
·      Setelah satu bulan, buka tutupnya dan masukkan lumpur setinggi 10-15 cm
·      Tambahkan air hingga setinggi 5-10 cm diatas lumpur
·      Biarkan kembali media selama dua minggu.
Untuk mengecek media yang siap digunakan, caranya tusuk media dengan bilah bambu atau ranting sampai ke dasar. Jika pada ranting tersebut muncul busa yang agak banyak dan tercium bau yang menyengat berarti media belum siap digunakan. Namun jika busa sudah tidak muncul maka media siap digunakan.

3.  Seleksi Induk Belut Siap Pijah
Setelah media siap digunakan maka selanjutnya dilakukan seleksi induk belut.
Ciri-ciri induk belut jantan adalah;
·      Bentuk kepala terlihat tumpul seperti busur
·      Warna kulit agak gelap
·      Panjang tubuhnya 30-40 cm atau lebih
Sedangkan ciri-ciri induk belut betina adalah;
·      Bentuk kepala kecil dan runcing
·      Warna kulit lebih cerah
·      Panjang tubuhnya dibawah 30 cm.

4.  Pemijahan Induk Belut
Induk jantan dan betina yang sudah diseleksi siap ditebar dan dipijahkan untuk menghasilkan anakan belut. Jika menggunakan drum plastik (potong menjadi dua) tebarkan induk dengan perbandingan jantan dan betina 1:5 kedalam media pemijahan. Dan jika menggunakan media yang lebih besar maka perbandingan padat tebar induk belut disesuaikan dengan perbandingan menggunakan drum plastik tadi. Selama masa pemijahan induk belut diberi pakan berupa potongan bekicot/keong mas atau ikan-ikan kecil. Setelah kira-kira dua minggu media kemudian dicek untuk mengetahui apakah induk belut sudah memijah atau belum. Caranya adalah tusuk media dengan ranting. Jika muncul satu gelembung bersih maka tancapkan ranting ditempat itu. Lakukan hal yang sama dibeberapa titik. Gelembung ini pertanda bahwa proses pemijahan sudah berlangsung. Biarkan selama satu minggu hingga akhirnya media pemijahan dibongkar.

5.  Panen Benih Belut

Untuk memanen benih belut dilakukan dengan mengeluarkan media lumpur dari dalam tong atau drum dengan menggunakan baskom. Tangkap anakan belut secara teliti dan perlahan. Setelah semua benih belut terkumpul, benih kemudian dicuci dan dimasukkan kedalam media penampungan benih yang baru. Media pemeliharaan dapat berupa tedmon bekas, kolam beton atau bisa juga menggunakan kolam terpal yang diisi air. Jangan lupa tambahkan pelepah pisang agar benih belut dapat bersembunyi dan terhindar dari sinar matahari. Pemeliharaan benih belut ini sama dengan pemeliharaan induk belut hingga belut kemudian dapat dipanen. 

9 komentar:

  1. Usaha yang menjajaikan, soo good luck

    BalasHapus
  2. Salam min. Mau nanya nih. Umur berapakah anakan hendaknya dipisahkan dari media. ? Takut nya nanti dimakan lagi oleh induk nya. Mohon di balas min..

    BalasHapus
  3. Terimakasih atas informasinya akan saya coba Obat Herbal Nyeri Lutut

    BalasHapus
  4. Di mana saya bisa mendpatkan bibit belut

    BalasHapus
  5. Mf gan tanya ni d indralaya y gan jual bibit belut y gan.
    Saya baru mau coba ternak ni gan kmren saya beli dri surabaya krna cari d palembang tdak ktmu. Da di sumatra ini tp d daerah lampung.

    BalasHapus
  6. Pak, untuk lamanya waktu menunggu matangnya gonad berapa hari ?

    BalasHapus