Sulitnya pasar
memenuhi permintaan belut konsumsi disebabkan karena sangat sedikit sekali yang
membudidayakan belut. Selama ini stok pasar hanya bergantung pada hasil
tangkapan alam saja. Akibatnya ketersediaan ikan yang kaya protein dan nutrisi
ini sangat terbatas. Bahkan dalam skala nasional, pemenuhan belut konsumsi
dibawah 5% dari permintaan pasar. Hal ini tentu memicu para petani untuk
menghasilkan benih belut secara mandiri sehingga ketersediaan belut dapat
ditopang dengan munculnya belut-belut hasil budidaya. Tahap pertama dalam
budidaya belut adalah pembenihan. Pembenihan belut tidak memerlukan lahan yang
luas, cukup dilahan sempit seperti di pekarangan atau di halaman belakang rumah
dengan menggunakan media drum plastik, tedmon bekas atau jika memungkinkan
menggunakan kolam beton. Berikut ini adalah tahap-tahap yang dilakukan dalam
usaha menghasilkan benih/anakan belut.
1. Persiapan dan Pemeliharaan Induk Belut
Belut yang baru
didapat/dibeli sebaiknya dicek terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam wadah
pemeliharaan. Pisahkan belut yang terluka, memar, atau belut yang sakit. Salah
satu ciri belut yang sakit adalah belut terlihat lemas, pergerakannya tidak
lincah seperti belut kebanyakan. Sebelum memulai pembenihan, induk belut
dipelihara secara bersamaan dalam satu wadah. Tujuannya adalah agar induk belut
mencapai matang gonad dan dikawinkan secara bersamaan sehingga diharapkan benih
yang didapatkan akan lebih seragam. Pemeliharaan indukan dapat dipelihara
dengan menggunakan media drum plastik, tedmon bekas, atau kolam beton. Belut
dipelihara dalam wadah tersebut dengan air tawar tanpa media lumpur. Karena
belut merupakan hewan nokturnal maka media pemeliharaan perlu diberi pelepah
pisang sebagai tempat perlindungan dari sinar matahari. Selama masa
pemeliharaan belut diberi pakan pellet sekali sehari yaitu pada sore menjelang
malam hari. Selain itu, pakan juga dapat berupa potongan keong mas ataupun
ikan-ikan kecil. Selama masa pemeliharaan, air harus diganti secara rutin pada
pagi hari sampai proses pematangan gonad induk selesai atau sampai induk belut
siap untuk dipindahkan ke wadah pemijahan.
2. Pembuatan Media Pembenihan
Media pembenihan
dibuat beriringan dengan masa pemeliharaan induk belut. Hal ini disebabkan pembuatan
media pembenihan memerlukan waktu yang cukup lama. Bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat media pembenihan adalah sebagai berikut;
·
Jerami
·
Pupuk kandang
·
Pelepah pisang
·
Lumpur
·
Dekomposer/EM4
Semua bahan
tersebut disusun dan kemudian difermentasikan sampai kemudian siap digunakan
sebagai tempat induk memijah. Adapun caranya adalah semua bahan tersebut
dimasukkan kedalam wadah dengan susunan sebagai berikut:
·
Pada lapisan
paling bawah isi dengan jerami kira-kira setinggi 10-15 cm
·
Masukkan pupuk
kandang diatasnya setinggi 10-15 cm
·
Berikutnya pelepah
pisang setinggi 10 cm
·
Masukkan larutan
EM4/biodekomposer
·
Tutup rapat dan
biarkan selama satu bulan
·
Setelah satu
bulan, buka tutupnya dan masukkan lumpur setinggi 10-15 cm
·
Tambahkan air
hingga setinggi 5-10 cm diatas lumpur
·
Biarkan kembali
media selama dua minggu.
Untuk mengecek media yang siap digunakan, caranya
tusuk media dengan bilah bambu atau ranting sampai ke dasar. Jika pada ranting
tersebut muncul busa yang agak banyak dan tercium bau yang menyengat berarti
media belum siap digunakan. Namun jika busa sudah tidak muncul maka media siap
digunakan.
3. Seleksi Induk Belut Siap Pijah
Setelah media siap
digunakan maka selanjutnya dilakukan seleksi induk belut.
Ciri-ciri induk belut jantan
adalah;
·
Bentuk kepala terlihat
tumpul seperti busur
·
Warna kulit agak
gelap
·
Panjang tubuhnya
30-40 cm atau lebih
Sedangkan ciri-ciri
induk belut betina adalah;
·
Bentuk kepala
kecil dan runcing
·
Warna kulit
lebih cerah
·
Panjang tubuhnya
dibawah 30 cm.
4. Pemijahan Induk Belut
Induk jantan dan
betina yang sudah diseleksi siap ditebar dan dipijahkan untuk menghasilkan
anakan belut. Jika menggunakan drum plastik (potong menjadi dua) tebarkan induk
dengan perbandingan jantan dan betina 1:5 kedalam media pemijahan. Dan jika
menggunakan media yang lebih besar maka perbandingan padat tebar induk belut
disesuaikan dengan perbandingan menggunakan drum plastik tadi. Selama masa
pemijahan induk belut diberi pakan berupa potongan bekicot/keong mas atau
ikan-ikan kecil. Setelah kira-kira dua minggu media kemudian dicek untuk
mengetahui apakah induk belut sudah memijah atau belum. Caranya adalah tusuk
media dengan ranting. Jika muncul satu gelembung bersih maka tancapkan ranting
ditempat itu. Lakukan hal yang sama dibeberapa titik. Gelembung ini pertanda
bahwa proses pemijahan sudah berlangsung. Biarkan selama satu minggu hingga
akhirnya media pemijahan dibongkar.
5. Panen Benih Belut
Untuk memanen
benih belut dilakukan dengan mengeluarkan media lumpur dari dalam tong atau
drum dengan menggunakan baskom. Tangkap anakan belut secara teliti dan
perlahan. Setelah semua benih belut terkumpul, benih kemudian dicuci dan
dimasukkan kedalam media penampungan benih yang baru. Media pemeliharaan dapat
berupa tedmon bekas, kolam beton atau bisa juga menggunakan kolam terpal yang
diisi air. Jangan lupa tambahkan pelepah pisang agar benih belut dapat
bersembunyi dan terhindar dari sinar matahari. Pemeliharaan benih belut ini
sama dengan pemeliharaan induk belut hingga belut kemudian dapat dipanen.
Usaha yang menjajaikan, soo good luck
BalasHapusApakah anda termasuk pembudidaya belut?
HapusSalam min. Mau nanya nih. Umur berapakah anakan hendaknya dipisahkan dari media. ? Takut nya nanti dimakan lagi oleh induk nya. Mohon di balas min..
BalasHapusTerimakasih atas informasinya akan saya coba Obat Herbal Nyeri Lutut
BalasHapusDi mana saya bisa mendpatkan bibit belut
BalasHapustoko bagus kang,, banyak tu macamnya...
HapusMf gan tanya ni d indralaya y gan jual bibit belut y gan.
BalasHapusSaya baru mau coba ternak ni gan kmren saya beli dri surabaya krna cari d palembang tdak ktmu. Da di sumatra ini tp d daerah lampung.
Pak, untuk lamanya waktu menunggu matangnya gonad berapa hari ?
BalasHapusbelum ada gurunya
BalasHapus