Jumat, 21 Maret 2014

Teknik Pemijahan Lele Secara Alami

1. Persiapan Pemijahan
Tahap pertama sebelum memijahkan induk lele adalah menyiapkan kolam pemijahan. Pemijahan sebaiknya menggunakan perbandingan jantan dan betina 1:1. Kolam yang digunakan bisa berukuran 2m x 2m x 1m untuk sepasang indukan. Ketinggian air berkisar 30-40 cm. pH air sebaiknya berkisar 7-8, namun bisa juga dilakukan pada pH 6-9. Untuk mempertahankan kualitas air bisa ditambahkan probiotik secara berkala. Tahap kedua adalah menyiapkan kakaban. Kakaban bisa terbuat dari ijuk halus yang dijepit dengan bilah bambu, dari paranet, waring kasa, atau waring hitam biasa yang diletakkan didasar kolam. Tujuannya adalah sebagai tempat menempelnya telur dan memudahkan saat memindahkan telur kedalam kolam penetasan yang berbeda. Tahap ketiga adalah pemilihan induk siap pijah. Ciri-ciri induk siap pijah adalah sebagai berikut.
Induk jantan:
*Warna kelamin kemerahan
*Tubuh ramping dan gerakannya lincah
*Jika sirip atas diurut dari arah ekor kearah kepala biasanya berdiri tegak.
Induk betina:
*Perut buncit dan lembek
*Gerakannya lambat dan jinak
*Alat kelamin memerah dan terlihat membengkak keluar.
Tahap keempat adalah pemberokan induk. Induk yang sudah diseleksi dimasukkan kedalam kolam yang bersih secara terpisah dan dipuasakan selama 12-24 jam. Setelah diberok kematangan induk dicek kembali. Jika tidak ada perubahan maka induk siap dipijahkan. Jika perut induk betina mengempes maka induk tersebut belum siap dipijahkan.

2. Pemijahan
Setelah proses pemberokan selesai maka induk jantan dan betina bisa langsung dimasukkan ke dalam kolam pemijahan. Biasanya induk dimasukkan kedalam kolam pada sore hari. Jika kolam tidak memiliki dinding yang cukup tinggi maka sebaiknya kolam ditutup untuk menghindari induk meloncat keluar setelah proses pemijahan selesai. Pada saat pemijahan disarankan untuk tidak membuat kegaduhan atau induk dicek berkali-kali karena hal ini menggangu induk yang akan memijah. Jika pemijahan berhasil maka keesokan harinya pada substrat/kakaban akan terlihat telur lele yang cukup banyak menempel. Jika terlihat begitu, maka segera tangkap dan pindahkan induk kekolam indukan kembali.

3. Penetasan Telur
Setelah induk dikembalikan kekolam asalnya, maka kita bisa memindahkan telur yang menempel pada kakaban kekolam penetasan. Telur bisa dipindahkan kedalam kolam yang berbeda, misalnya telur yang dihasilkan dari satu pasang indukan lele bisa dibagi kedalam 2-4 kolam berukuran 2m x 4m x 1m. Masing-masing kolam diberi aerasi untuk mensuplai oksigen pada kolam. Suhu yang baik untuk penetasan telur lele berkisar antara 26-32*C. Jika suhu kolam terlalu rendah atau terlalu tinggi, maka kita bisa memanipulasi suhu dengan mengurangi atau menambah tinggi air. Biasanya telur akan menetas pada keesokan harinya, dan kakaban sudah bisa diangkat pada sore harinya jika sudah tidak terlihat lagi telur yang belum menetas. Telur yang belum menetas berwarna putih bening sedangkan telur yang tidak menetas berwarna putih susu dan terlihat jamur yang berbentuk seperti benang. Penting untuk diketahui, untuk kolam yang berada diluar ruangan maka penting untuk memberi tutup/atap pada kolam. Tujuannya adalah untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk kedalam kolam sehingga mengurangi fluktuasi suhu yang tinggi antara siang dan malam, mengurangi pertumbuhan lumut yang tidak berguna serta melindungi larva lele dari siraman air hujan yang berlebihan. Namun jika lele sudah berumur diatas 3 minggu, maka penutup/atap kolam bisa sepenuhnya disingkirkan.
Selengkapnya bisa download disini.

0 komentar:

Posting Komentar